Sabtu, 13 Desember 2014

Honda Pasarkan Mobil Hibrida Ke-12

HONDA memulai bulan terakhir 2014 dengan memperkenalkan mobil hibrida terbarunya, All-New Grace, di `Negeri Sakura'.All-New Grace menjadi mobil hibrida ke-12 yang menjadi buah karya Honda.

Sebelumnya, Honda telah menelurkan Insight, Civic Hybrid, CR-Z, Fit (Jazz) Hybrid, Freed Hybrid, Freed Spike Hybrid, Fit Shuttle Hybrid, All-New Accord Plug-in Hybrid, Vezel Hybrid, sampai All-New Legend.

Si bungsu All-New Grace diciptakan untuk menjadi sebuah sedan kompak yang akan bertarung memperebutkan hati konsumen di kelas upper middle.Melalui keterangan pers yang diterima Media Indonesia pada Selasa (2/12), Honda mengklaim Grace sebagai sedan ringkas yang memiliki kabin lapang, bergaya, berkualitas tinggi, mempunyai visibilitas yang baik, berkualitas, serta lincah dikendarai.

Selasa, 11 November 2014

Gubernur Undang Investor Dukung Proyek Infrastruktur

PEMPROV Sumatra Selatan mengundang para investor dari dalam dan luar negeri untuk menanamkan dana mereka dalam sejumlah proyek di wilayah itu. Di antaranya jalur kereta api Tanjung Enim-Tanjung ApiApi, kawasan ekonomi khusus Tanjung Api-Api, Pelabuhan Tanjung Carat, jalan tol, dan pusat olahraga Jakabaring.

Gubernur Alex Noerdin langsung memimpin kegiatan promosi daerahnya regional Goverments Conference 2014, di Jakarta Convention Center, Kamis (6/11). “Sumatra Selatan sangat kaya dengan potensi batu bara, yang membutuhkan infrastruktur sebagai penunjang distribusinya. “Dia menambahkan, untuk pembangunan jalur kereta api, prakarsa sudah dilakukan PT Mega Guna Ganda Semesta.

Jumat, 07 November 2014

SKK Migas Alirkan Gas Atasi Krisis Listrik Sumsel

"Nantinya akan ada amendemen perjanjian jual beli gas antara PLN, Medco, dan Pertamina." SATUAN Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) akan menjaga pasokan gas untuk kebutuhan Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Borang, Sumatra Selatan (Sumsel). Hingga 3 November 2014, pasokan gas untuk pembangkit itu berjumlah 14 juta kaki kubik per hari (mmscfd) dari PT Pertamina EP dan 10 mmscfd dari PT Medco EP.

“Dengan demikian, krisis listrik di Sumsel bisa segera terselesaikan,“ kata Kepala Humas SKK Migas Rudianto Rimbono di Jakarta, Senin (3/10). Kepastian pasokan itu didapat setelah SKK Migas menggelar rapat koordinasi dengan Direktorat Jenderal Migas, PT PLN (persero), PT Pertamina EP, dan PT Medco E&P Indonesia.

Hal itu tindak lanjut permintaan PLN terkait dengan kerusakan di pembangkit listrik swasta (IPP) Asrigita yang menjadi penyebab krisis listrik di Sumsel.

“Nantinya akan dilakukan amendemen perjanjian jual beli gas antara PLN dan Medco serta PLN dan Pertamina EP,“ kata dia.
Untuk jangka panjang, sesudah berakhirnya kontrak perjanjian jual beli gas bumi yang ada saat ini, telah disepakati perjanjian antara Medco dan PLN untuk menyalurkan gas yang berasal dari Blok Lematang.

Kepala Divisi BBM dan Gas PLN Suryadi Mardjoeki mengatakan pasokan gas PLTG Borang yang berdaya 100 Mw telah memulihkan kondisi kelistrikan di wilayah Sumsel. “Listrik dari PLTG Borang sudah masuk sistem sejak Minggu (2/11) pukul 16.45 WIB dan sudah menormalkan kembali pasokan listrik di Sumsel,“ katanya.

Ia mengapresiasi upaya yang dilakukan Medco, Pertamina EP, dan SKK Migas, sehingga PLTG Borang mendapatkan gas. Sejak Jumat (31/10), terjadi krisis listrik di Sumsel akibat kerusakan pembangkit swasta PT Asrigita berdaya 150 Mw yang menyebabkan defisit pasokan listrik di Sumsel. Untuk mengatasinya, PLN memutuskan pengoperasian kembali PLTG Borang. Sejak 13 Oktober 2014 PLTG Borang berhenti operasi lantaran berakhirnya perjanjian jual beli gas bumi dari Blok South Sumatra Medco ke PLTG Borang.

Untuk itu, PLN menyampaikan permintaan pasokan gas agar PLTG Borang dapat beroperasi kembali hingga selesainya perbaikan IPP Asrigita. Perbaikan tersebut diperkirakan memakan waktu dua bulan. Berdasarkan koordinasi dengan SKK Migas, Ditjen Migas, dan PLN, Medco dan Pertamina EP telah menyalurkan gas ke PLTG Borang sejak 2 November 2014. (RO/Ant/E-4) Media Indonesia, 5/11/2014, halaman 18

Rabu, 05 November 2014

PALEMBANG, SUMATRA SELATAN Pemadaman Listrik masih Berlanjut

DEFISIT listrik yang terjadi di Sumatra Selatan mulai teratasi dengan penambahan pasokan gas dan perbaikan transmisi. Namun, listrik masih terganggu akibat kabut asap masih menyelimuti Palembang.

General Manager of PLN Wilayah Sumatra Selatan, Jam bi, dan Bengkulu (S2JB), Paranai, kemarin, menerangkan PLTG Borang mengalami gangguan karena kehabisan gas hingga pertengahan Okto ber. Hal itu menyebabkan gangguan listrik di wilayah S2JB.

“Medco Energy sudah membantu memasok gas dengan adanya kontrak pasokan gas untuk PLTG Borang hingga akhir November. Desember sudah ada kontraknya,” terang nya.

Namun, listrik hingga kini masih padam lantaran adanya gangguan kabut asap pada PLTG Borang. Gangguan listrik di wilayah S2JB itu, selain krisis gas, ialah pohon tumbang di Km 27 arah Bukit Asam, Lahat. Kekurangan pasokan gas dan gangguan transmisi yang menyebabkan defi sit listrik sebesar 38,22 Mw.

Di Lampung, de fi sit listrik sebesar 283,1 Mw karena kerusakan di Tarahan. (AN/N-4) Media Indonesia, 4/11/2014, halaman 13

Selasa, 04 November 2014

Masyarakat Perlu Edukasi BBM

Penaikan harga BBM bersubsidi tidak menyenangkan di awal, tetapi di masa depan akan terasa manfaatnya. KOMUNIKASI yang jelas kepada masyarakat menjadi langkah penting sebelum penaikan harga BBM bersubsidi dilakukan. Pemerintah perlu mengedukasi masyarakat hingga yakin bahwa dampak penaikan itu lebih banyak menguntungkan perekonomian bangsa.

Kepala Ekonom Bank Mandiri Destry Damayanti mengemukakan hal itu saat dihubungi Media Indonesia, kemarin. “Komunikasi kepada masyarakat bisa dilakukan agar masyarakat paham penaikan harga BBM bersubsidi untuk kondisi ekonomi yang lebih baik,“ ujar Destry.

Gaya komunikasi Presiden Joko Widodo lewat blusukan-blusukan diutarakan Destry sudah sesuai untuk menyampaikan pemahaman tersebut ke masyarakat. Destry juga meminta alokasi pengalihan subsidi BBM diperjelas, meliputi proyek dan jumlah anggaran dari subsidi BBM yang dialihkan, “Harus ketat dan produktif.“

Di kesempatan terpisah, ekonom dari Universitas Atma Jaya Agustinus Prasetyantoko mengatakan penaikan harga BBM bersubsidi sangat mendesak. Dalam 10 tahun terakhir, kenaikan fiskal Indonesia hanya empat kali lipat, sedangkan kenaikan anggaran subsidi BBM sudah 12 kali lipat.

“Belanja modal hanya naik lima kali lipat. Kenaikan belanja subsidi ini harus dikurangi dan dialihkan ke belanja modal. Jadi ini bukan karena pemerintah ingin menyengsarakan rakyat, tapi ini bentuk intervensi negara untuk menyejahterakan rakyat,“ papar Prasetyantoko dalam sebuah diskusi, di Jakarta, Sabtu (1/11).

Dalam upaya mencapai kedaulatan energi, subsidi BBM bisa dialihkan ke sumber energi yang lain, seperti gas, sehingga bisa memasyarakat. “Ini (penaikan harga BBM bersubsidi) tidak bisa dihindari. Masyarakat harus diedukasi,“ tutur Prasetyantoko.
Ia optimististis kebijakan tersebut bisa diterima masyarakat. Meskipun tidak menyenangkan di awal, akan jauh lebih bermanfaat bagi rakyat di masa depan.

Pengamat energi dari Reforminer Institute Komaidi Notonegoro meminta pemerintah tidak banyak mengumbar wacana. Langsung mengumumkan penaikan akan mengurangi potensi aksi spekulasi.“Jangan meniru pola-pola pemerintah sebelumnya. Yang penting bekerja, bukan bicara,“ cetusnya. Benahi logistik Pada kesempatan yang lain, Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Pemberdayaan Daerah Natsir Mansyur meminta pemerintah cepat mengalihkan subsidi ke program-program jaring pengaman sosial dan pembangunan. Selain itu, pemerintah juga perlu secepatnya menata manajemen pangan guna meminimalisasi kenaikan harga bahan pangan.

“Pemerintah harus menata manajeman pangan yang meliputi produksi, perdagangannya, distribusi, dan logistik. Kalau penataannya baik, gejolak akibat naiknya harga BBM dapat diminimalkan,“ imbuhnya ketika dihubungi, kemarin.
Pemerintah menyebutkan akan menaikkan harga BBM bersubsidi sebelum 1 Januari 2015. Kendati begitu, belum ada kejelasan tentang besaran penaikan. (Mus/Riz/Jes/E-1) ) Media Indonesia, 3/11/2014, halaman 17

Senin, 27 Oktober 2014

Kabut Asap tidak lagi Ganggu Kapal Cepat

Pelayanan jasa angkutan laut kapal cepat rute Palembang - Bangka yang sempat mengalami gangguan akibat kabut asap dari kebakaran hutan dan lahan, mulai normal kembali. “Pelayanan kapal cepat yang sempat mengalami gangguan kabut asap dengan diberlakukannya sistem satu hari berangkat satu hari libur, hari ini dan seterusnya mulai beroperasi normal atau setiap hari ada jadwal keberangkatan,“ kata Petugas Penjualan Tiket Kapal Cepat Express Bahari, Robin, di Terminal Penumpang Pelabuhan Boom Baru Palembang, kemarin.

Dia menjelaskan operasional kapal cepat rute Palembang-Bangka sejak awal Oktober 2014 terganggu karena tidak bisa melayani masyarakat secara rutin setiap hari sesuai jadwal yang ditentukan selama ini karena kabut asap menutupi jarak pandang di alur pelayaran Sungai Musi hingga ambang luar Selat Bangka.

Dalam kondisi udara diselimuti kabut asap pekat, untuk keberangkatan kapal cepat, pihak Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Palembang mengizinkan kapal cepat berlayar pada tanggal ganjil, sedangkan untuk kedatangan, diizinkan memasuki jalur pelayaran Sungai Musi pada tanggal genap.

Adapun, Pemerintah Provinsi Riau segera memiliki Tim Reaksi Cepat (TRC) untuk menanggulangi kebakaran hutan dan lahan. “TRC telah melewati beberapa tahapan seleksi, hingga proses perekrutan dan saat ini sedang mempersiapkan hasil seleksi yang akan diumumkan dalam waktu dekat ini,“ kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Said Saqlul Amri di Pekanbaru, kemarin.

Dari Samarinda, Kalimantan Timur, kemarin, kabut asap kembali menyelimuti kawasan Bandara Temindung. Namun, Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Bandara Temindung Sutrisno menyatakan kabut asap itu tidak berdampak pada terganggunya aktivitas penerbangan di bandara perintis menuju pedalaman Kaltim tersebut.(AN/Ant/N-2) Media Indonesia, 25/10/2014, Halaman : 6

Selasa, 21 Oktober 2014

Pencemaran Udara di Palembang Berbahaya Dan Merugikan

Curah hujan di Kota Palembang Sumatera Selatan Sabtu Siang sekitar pukul dua siang walaupun tidak begitu lebat. Dan sempat membuat listrik padam di daerah permukiman penduduk Maskarebet KM 11 dan sekitarnya seperti yang diberitakan antaranews.com

Tentunya masyarakat Kota Palembang sangat bergembira karena masalah kabut asap dari kebakaran hutan dan lahan selama puncak musim kemarau sejak September lalu dapat diatasi dengan guyuran air hujan pada daerah yang terbakar. Ucapan puji syukur terucap dari mulut beberapa warga karena hujan yang dapat membasahi Bumi Sriwijaya.

Namun seperti yang diberitakan AntaraNews.com, Selasa, 21 Oktober 2014, kualitas udara masih berbahaya untuk kesehatan. Seperti yang diinformasikan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo mengatakan kualitas udara di Palembang sangat buruk disebabkan oleh kebakaran hutan dengan Indeks Standar Pencemaran Udah (ISPU) di angka 418.

Diharapkan masyarakat dapat mengurangi aktifitas diluar rumah, dan juga semakin ketat menjaga kesehatan. Dan marilah kita sama-sama berdoa agar kualitas udara di Palembang kembali baik dan normal. TEntunya semua masyarakat sangat berharap agar curah hujan semakin tinggi untuk beberapa waktu ke depan. Agar kabut asap yang mengerumini udara di Bumi Sriwijaya bisa disapu bersih oleh hujan.

Seperti yang diberitakan oleh Media Indonesia, 27/09/2014, Bandara Bandara Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang, Sumatra Selatan sempat ditutup sementara waktu. Tentunya hal ini cukup membuat beberapa bidang usaha dihantam badai seketika.

Seperti contoh Raymod Hendrik pengusaha rental mobil Palembang, disebabkan kabut asap yang mengganggu penerbangan membaut orderannya menjadi cancel. Padahal sekitar 13 orang konsumennya yang akan mendarat hari itu akan menyewa mobil. Namun apa hendak dikata, aktifitas penerbangan terganggu sejak pagi dan pesawat turun pun tidak bisa. “Apa hendak dikata, orderan sudah ada tapi pesawat gak bisa mendarat,” ujar Raymond.

Dan bukan hanya Raymond yang merasakan kesialan dengan musibah kabut asap ini. Maskapai penerbangan juga merasakan dampak kerugian dengan terhambatnya aktifitas penerbangan di Palembang.

Selasa, 14 Oktober 2014

Lestarikan Kuliner Bumi Sriwijaya

SELAIN laut, Pakar Hukum Maritim UI Chandra Motik Yusuf ternyata punya kecintaan khusus terhadap kuliner Nusantara. Terbukti ia hobi mengumpulkan resep-resep makanan khas Sumatra Selatan, Lampung, Bengkulu, Jambi dan Bangka Belitung (Sumbagsel). Total 2 buku resep telah diterbitkan perempuan berdarah Palembang itu.

“Saya lihat di toko buku, enggak ada buku yang bahas mengenai masakan khas asal Sumbagsel. Makanya saya tertarik bikin buku-buku resep masakan khasnya. Supaya bisa tetap lestari,“ ujar Chandra saat ditemui Media Indonesia di ruang kerjanya di Kantor Hukum Chandra Motik & Associates, Menteng, Jakarta, Selasa (7/10).

Kecintaannya akan kuliner khas Sumbagsel diturunkan dari sang ibu yang hobi memasak. Meski lahir di Jakarta, sejak kecil perut Chandra dijejali masakan khas Palembang, seperti empek-empek, tekwan, dan tempoyak. Masakan dari resep `kuno' yakni ayam nanas dan ayam anam buatan sang ibu juga kerap mampir di perutnya.

“Ketika ibu sudah enggak ada, saya terinspirasi untuk bikin buku itu. Saya ingin supaya masakan-masakan yang dibuat ibu saya dulu resepnya tetap ada dan tidak dilupakan,“ imbuhnya.

Selain resep masakanmasakan khas yang populer, buku-buku yang dibuat Chandra pada 2001 dan 2002 itu juga memuat sejumlah resep masakan yang kini telah dilupakan. Salah satunya ialah makbi--rendang daging sapi yang rasanya manis.
“Tidak asin seperti rendang khas Padang, tapi dia manis.Mungkin seperti gepuk kalau di Jawa Barat. Sekarang mungkin sudah enggak ada yang bikin lagi di Palembang,“ tuturnya.

Dari semua masakan khas asal Sumbagsel, pindang dan ikan belida goreng menjadi favorit Chandra.Ikan belida goreng Setiap kali pulang kampung, perempuan yang gemar memelihara rambut panjang itu selalu menyempatkan diri menyantap ke dua masakan tersebut.
“Sayangnya belida goreng itu mahalnya minta ampun.Satu potong kecil saja bisa Rp50 ribu. Soalnya belida kan enggak bisa dibudi daya.Palembang aja sekarang katanya ngambil dari Jambi ikan belidanya,“ ungkap dia.

Saking nikmatnya, Chandra berkelakar, seseorang bisa lupa dunia sekitar ketika melahap ikan belida goreng khas Palembang. “Kalau orang Palembang bilangnya, `makanan enak, mertua lewat enggak dilihat',“ ujarnya.

Pada dasarnya, menurut Chandra, kebanyakan masakan Palembang berasal dari satu resep utama yang sama.Perbedaannya hanya terletak pada tambahan bumbu dan cara penyajian.

“Ragamnya macam-macam, tapi sebenarnya resepnya satu dipecah-pecah. Tek wan misalnya dikasih cuka namanya jadi model. Ada juga lenjeran, dikasih santen sedikit jadi adaan,“ jelas dia.

Lebih jauh, ia mengatakan, ada banyak masakan khas `Bumi Sriwijaya' yang bisa diangkat ke level internasio nal dan global. Selain empekempek dan tek wan yang cukup populer di level nasional, pindang patin dan ikan belida goreng juga potensial untuk diperkenalkan ke dunia luar seperti Rendang.

“Asal konsepnya adikuliner.Patin misalnya bisa dibikin sup. Diolah supaya sesuai dengan selera internasional.Tapi kekhasannya harus tetap ada. Dibuat bagus, international style. Thailand saja bisa (masakannya mendunia).Padahal, rasa masakan kita kan enggak jauh beda sama Thailand,“ ujar dia.

Ketika ditanya apakah ia termasuk perempuan yang hobi dan jago masak, Chandra tersenyum. Ia mengakui sudah jarang memasak karena kesibukannya di kantor dan sebagai pengajar di kampus.Namun demikian, sesekali ia menyempatkan diri memasak untuk keluarga.

“Yang paling jago masak di keluarga sebenarnya kakak saya.Dia bisa bikin masakan apa saja dan enak rasanya. Kalau saya sudah susah punya waktu untuk masak,“ kata Chandra merendah. (Deo/M-5) Media Indonesia, 13/10/2014, hal : 25